Peran Pemuda di Era Disrupsi dalam Melestarikan Budaya Local

Foto: Pemuda Dalam Merawat Budaya Lokal
Namun, di balik hadirnya internet itu sendiri. Masih menjadi diskursus ilmiah dalam ruang lingkup publik dengan mengkaji persoalan yang berbauh negatif dan positifnya. Karena pada dasarnya suatu sistem yang baru jika tidak di bedah, di lain hari akan memberikan poin yang kurang baik.
Maka baik juga jika hari ini di berbagai instansi atau organisasi masih relevan mengangkat peran pemuda di era disrupsi sebagai energi untuk mengaktifkan imajinasi. Era disrupsi ini juga sangat menarik dan urgent apabila kita benturkan dengan konsep kebudayaan local.
Jember merupakan salah satu kabupaten yang masih kental dengan budaya localnya, sekaligus mempunyai nilai tersendiri. Contohnya, pertama di kecamatan Semboro yang di kenal dengan “Tatoan Doro” ini merupakan simbol perdamaian, kesetiaan dan sarana merekatkan persaudaraan.
Kedua, Tari Lahbako, salah satu tari meggambarkan kehidupan para petani tembakau di jember yang di tempilkan oleh perempuan dengan gerakan kegiatan petani di kebun tembakau.
Dua kebudayaan local tersebut menjadi gambaran konkret akan penting menjaga ketahanan ciri dan nilai tersendiri sehingga tidak mudah hilang di era globalisasi ini.
Oleh sebab itu, makna kebudayaan adalah cara hidup yang di hasilkan dan di ciptakan manusia (masyarakat). Sehingga manusia dan kebudayaan adalah dua entitas yang sulit di pisahkan.
Konsep budaya local kembali di gaungkan di era pembangunan teknokratik pada masa pemerintahan joko widodo kedua ini. Perbincangan ini hidup karena berhubungan dengan bagaimana warga budaya (cultural citizen) mendapat ruang untuk membicarakan identitas kebudyaannya menjadi sama penting dengan pembicaraan ekonomi dan politik.
Makanya sejalan dengan hadirnya digitalisasi di mana esensi dari kebudayaan local yang sudah lama tumbuh tidak harus runtuh akibat era globalisasi, tapi bagaimana kemudian di pertahanankan dan mampu menciptakan budaya baru yang lebih baik.
Read more info "Peran Pemuda di Era Disrupsi dalam Melestarikan Budaya Local" on the next page :
Editor :mawardi@2021