Salah satu bentuk ekspresi yang kini menjadi ciri khas dalam perayaan rakyat adalah penggunaan sound system atau yang akrab disebut sound horeg. Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa Pemkab tidak melarang penggunaan sound system dalam perayaan Agustusan.
Sebaliknya, Pemkab justru mendorong agar semangat tersebut diwujudkan dalam bentuk Parade Sound System Santun, yang mengedepankan estetika bunyi, tertib ruang publik, dan semangat kebersamaan.
“Mari kita sambut Agustusan dengan parade sound system yang menggembirakan, tapi tetap menjaga kenyamanan bersama. Volume boleh tinggi, tapi kesantunan dan harmoni sosial tetap utama,” ajak Bunda Indah dalam keterangannya, Minggu (13/07/2025).
- Kebebasan yang Bertanggung Jawab, Perayaan yang Mengedukasi.
Dalam kesempatan ini Bunda Indah menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada larangan resmi terkait penggunaan sound horeg. Namun, Pemerintah berharap masyarakat memahami pentingnya penggunaan secara bijak, agar semangat kemerdekaan dapat dinikmati oleh semua kalangan. “Kita ingin pesta rakyat ini meriah, tapi juga ramah. Semua bisa bergembira, tanpa saling mengganggu. Itulah esensi kemerdekaan yang beradab”, ungkapnya.
Untuk itu, masyarakat diminta tetap mengajukan izin secara resmi melalui kepolisian setempat dan mematuhi batas kebisingan yang ditetapkan.
- Fatwa MUI Jadi Rambu Etika, Bukan Larangan Mutlak.
Dalam Menanggapi beredarnya informasi seputar fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bunda Indah menegaskan bahwa fatwa tersebut tidak melarang penggunaan sound system secara total. Yang ditekankan adalah pentingnya menjaga ketentraman dan menghormati lingkungan sekitar. “Fatwa itu bersifat imbauan etis, bukan larangan mutlak. Justru itu sejalan dengan niat kita: bagaimana kita bisa meriah tanpa menimbulkan kegaduhan,” jelasnya.
- Parade Sound System: Ruang Ekspresi Budaya dan Inovasi Pemuda
Pemkab Lumajang juga mengajak generasi muda untuk menjadikan perayaan kemerdekaan sebagai ajang inovasi dan kreasi positif. Sound system bukan hanya soal kerasnya suara, tetapi juga bisa menjadi ruang unjuk kreativitas melalui aransemen musik lokal, pesan-pesan kebangsaan, hingga pertunjukan edukatif.
“Kami berharap parade ini bukan sekadar pawai suara, tapi juga menjadi media menyampaikan pesan-pesan persatuan dan cinta tanah air”, terang Bunda.
Dalam waktu dekat, Pemkab Lumajang akan berkoordinasi dengan panitia Agustusan tingkat desa untuk mendorong penyelenggaraan Parade Sound System Harmonis, yang akan mengedepankan tema seni, toleransi, dan keceriaan.
- Ajak Komunitas dan Desa, Bukan Ajang Saingan Tapi Sinergi
Dalam kesempatan ino juga Pemkab juga berharap perayaan kali ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antarwarga desa, komunitas, dan lembaga. Bukan soal siapa paling keras, tetapi siapa yang paling mampu menebar energi positif di tengah masyarakat. “Kita ajak pemuda desa, panitia karnaval, dan tokoh masyarakat untuk jadi pelopor parade sound yang santun. Ini bukan kompetisi volume, tapi ajang kolaborasi menyatukan langkah menyambut kemerdekaan,” imbuhnya.
- Harmoni Sosial, Akar Budaya, dan Nasionalisme Baru
Pemkab Lumajang percaya, ketika masyarakat diberi ruang untuk berekspresi namun juga diarahkan dengan baik, maka tradisi rakyat akan tumbuh selaras dengan nilai-nilai kebangsaan dan ketertiban umum. “Kemeriahan tidak harus gaduh. Semarak bisa tetap terukur. Kita tunjukkan bahwa rakyat Lumajang bisa bersenang-senang tanpa kehilangan kepedulian terhadap sesama,” pungkas Bunda Indah. (Tim Sigapnews)