Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam

Foto : Ilustrasi Pendidikan Keislaman
Pendidikan sangat penting dilabuhkan di atas berbagai lini kehidupan ini. Sebab pendidikan merupakan investasi demi perbaikan hidup manusia, iniulah ruh pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan yang diselenggarakan jangan sampai kehilangan ruhnya tersebut. Jika tidak, kehadiran pendidikan tak ubahnya mimpi disiang bolong tanpa mencuatkan adanya pencerahan bagi perjalanan hidup manusia ke depan. Dengan demikian, manusia mempunyai banyak kecenderungan. Minimal kecenderungan itu bisa di petakan menjadi dua, yaitu: kecenderungan baik dan kecenderungan jahat/buruk. Pendidikan berperan besar dalam meleburkan keduanya; menuntun manusia pada potensi baik.
Pada konteks itulah manusia tidak bisa dilepas-pisahkan dari pendidikan. Sebab, manusia adalah makhluk yang penuh teka-teki yang memiliki karakter ganda. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk memahami manusia secara utuh, tetapi ke-unikan dan kemisterian manusia belum sepenuhnya tersingkap. Suhartono menyatakan bahwa hal-hal fisik-kuantitatif pada manusia umumnya sudah jelas, tetapi aspek spiritual-kualitatif masih meninggalkan tanda tanya yang sulit menemukan jawabannya.
Pada titik tersebut, pendidikan yang menjadi bidikan utama dalam kajian ini ialah pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Untuk melugaskan pembahasan, penulis menggunakan redaksi bahasa “Pendidikan Islam Indonesia”. Istilah ini diketengahkan mengingat pendidikan Islam itu tidak hanya dipelajari di bumi pertiwi ini. melainkan, semua Negara yang rata-rata berpenduduk Islam sebagai bagian dari sistem pendidikannya. Dengan begitu, istilah “Pendidikan Islam Indonesia” disini dimaksudkan sebagai pembeda saja dari penyelenggaraan pendidikan Islam di luar Negara Indonesia.
Sebagai bangsa Indonesia yang beragama Islam, kita mesti berbangga. Sebab, pendidikan Islam Indonesia tampak menempati posisi istimewa dan diistimewakan. Ia menjadi materi pokok pembelajaran. Akibatnya, ada waktu khususu yang disediakan untuk mempelajarinya. Hal ini tidak hanya berlaku di lembaga pendidikan swasta, yang negeri-pun tak jauh berbeda.
Sayangnya, kebijakan pendidikan Islam sebagai bagian dari materi khusus tidak berirama dengan penangannya secara serius. Ada kalanya ia di anak tirikan. Guru dan murid tak jarang ‘menyikapinya’ secara hampa, penghayatannya lemah. Kenyataan ini bergelombang di lembaga pendidikan negeri. Adapun lembaga pendidikan swasta, sering kali terjebak pada ‘penyikapan’ secara kuantitas terhadap materi-materi pendidikan Islam. Belum lagi persoalan lainnya, semisal kulifikasi keilmuan guru dan sarana prasarana yang terbilang belum memadai.
Problem tersebut kini nyaris sempurna. Implementasi dari nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan Islam Indonesia jauh panggang dari api. Konsep-konsep yang tersimpan didalamnya belum menyentuh sendikehidupan umat islam secara utuh. Tak jarang ia hany mewujud konsep melangit yang membangun jarak dengan realitas keseharian umat Islam. Tak jarang pula ia dikaji an sich tanpa pengamalan yang memadai. Kurang membumi!
Pada aras itu, arus globalisasi kian deras. Banyak perubahan signifikan yang terjadi. Tantangan pendidikan Islam Indonesia pun semakin berat. Para stakeholder pendidikan islam Indonesia dituntut cakap menghadapi tantangan tersebut. Idealnya, tantangan tersebut diharapkan dapat diubah menjadi peluang demi kemajuan pendidikan Islam Indonesia dari waktu ke waktu.
Oleh: Zainal Abidin, M.Pd.I. (Dosen STAIFA Pamekasan)
Raudatul Ardila (Mahasiswa STAIFA Pamekasan)
Editor :mawardi@2021