Konsep Akhlak Tasawuf dalam Proses Pendidikan Islam

Foto : Abd Kholik, M. Pd (Dosen STAIFA Pamekasan)
Peran tasawuf pada masa saat ini sangat dibutuhkan sebagai cara meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt ditengah tatangan zaman yang kian modern. Dengan sesorang bersikap sesuai prinsip tasawuf maka berupaya dalam membentuk kepribadian yang berakhlak mulia, dikarenakan implementasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt membuahkan sikap yang berakhlak mulia untuk dapat menyikapi tatangan zaman yang kian modern saat ini.
Dibeberapa media negara yang ada di dunia saat ini terutama yang berpendudukan umat muslim mayoritas pada negaranya, tasawuf dijadikan pegangan kuat dalam memfilterisasi budaya-budaya Barat yang kian hedonis dan matrialistik sehingga membiaskan nilai-nilai ketaqwaan dan keimanan serta mengabaikan berperilaku dengan akhlak mulia kepada sesama manusia dan Tuhan.
Nilai-nilai agama yang berkembang saat ini terutama agama Islam menurut penganut paham radikalisme menjadi suatu pengganggu tersendiri akan rusaknya perkembangan kemodernan yang ada. Pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan merupakan suatu unsur penyimpangan bagi para penganut paham sekularisme.
Perilaku bertasawuf pada kepribadian seorang muslim perlu ditingkatkan dengan lebih serius. Para sufi selalu mengamalkan nilai-nilai tasawuf sebagai upaya meneguhkan pendirian ditengah perkembangan zaman, para sufi selalu khawatir bila dirinya terperosok pada kesesatan yang timbul pada perkembangan zaman sehingga mengabaikan dirinya dengan Kemaha Besaran Allah Swt sebagai sosok Tuhan yang ada dalam jiwa para sufi dan sebagai motivator kehidupan.
Al Ghazali sang Hujjatul Islam berupaya meningkatkan keilmuannya tentang tasawuf untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt dan berupaya berperilaku akhlak mulia. Begitu juga para sufi-sufi terdahulu meningkatkan keilmuan terutama dalam bidang tasawuf sebagai tameng dari godaan duniawi yang kian mengkhawatirkan.
Maka dari pada itu semua, akhlak tasawuf pada umat muslim saat ini merupakan khazanah intelektual Pendidikan muslim dalam memandu kepribadian pendidikan muslim untuk turut serta meningkatkan keimanan dan ketawaan dan berperilaku akhlak mulia kepada Allah Swt dan sesama mahluk hidup lainnya. Tidak lain akhlak tasawuf merupakan sarana untuk mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang penuh dengan kebahagiaan dan keindahan. Serta peran akhlak tasawuf pada saat ini menjadi penguat kepribadian umat muslim untuk mengokohkan diri mengharap rido Allah Swt dalam segala tindakan dan perbuatan yang yang dilakukan.
Setelah mengkaji sedemikian rupa seluruh firqah dan kecenderungan pemikiran tersebut, akhirnya Al Ghazali berkesimpulan: "Kemudian aku mengetahui dengan yakin, kaum sufi adalah mereka yang benar-benar menuju kepada Allah Swt. Perjalanan hidup mereka adalah yang paling baik. Metode mereka adalah yang paling lurus. Dan akhlak mereka adalah akhlak yang paling bersih. Bahkan, jika digabungkan intelektualitas kaum intelek, kebijaksanaan para bijak-bestari serta pengetahuan ahli tentang rahasia-rahasia syari'ah untuk merubah sedikit saja perjalanan hidup dan akhlak mereka, serta kemudian mengajukkan gantinya yang lebih baik, niscaya mereka tidak akan mampu.
Menurut bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim masdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan yang dapat diartikan sebagai perangai, tabiat, kebiasaan, peradaban baik dan agama. Namun bila ditinjau dari isim mashdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq melainkan ikhlaq. Dari berbagai prespektif yang ada, akhlaq juga dapat diartikan secara bahasa sebagai budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muruah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at (Nata, 2017, hlm. 1).
Secara bahasa tasawuf diambil dari berbagai definisi kebahasaan ada yang mangaitkannya pada istilah ahl al Shuffah, Shuf, Shofi, Shaf dan masih banyak lagi istilah kebahasaaan yang digunakan untuk mengartikan tasawuf. Namun pada umumnya istilah kebahasaan tersebut menyangkut pautkan tindakan seseorang yang mengorientasikan kehidupan keduniannya untuk mengejar keridoan Allah Swt sehingga mendapatkan cinta-Nya (Hafiun, 2012, hlm. 243).
Nata (2017) mengungkapka, bila dapat dipahami secara keseluruhan istilah kebahasaan dari tasawuf bahwasanya tasawuf merupakan sikap mental yang mengupayakan pemeliharaan kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.
Ajaran tasawuf semakin dibutuhkan pada masa saat ini sebagai upaya meminimalisir keburukan juga kesenjangan sikap manusia baik kepada diri sendiri, sesama manusia dan juga Allah Swt.
Pengamalan tasawuf yang dicontohkan para sufi pada umunya memberikan sisi nilai-nilai religius yang membuahkan suatu perilaku akhlak mulia. Akhlak mulia memberikan harapan untuk terbentuknya peradaban yang maju dalam dunia Pendidikan dan tidak mengabaikan nilai-nilai Ketuhanan yang selalu ada pada kehidupan manusia.
Terbentuknya sebuah konsep keilmuan mengenai akhlak tasawuf yang berkesinambungan pada proses pendidikan Islam. Konsep bahwasannya akhlak tasawuf membuahkan sikap ihsan yang perlu dinternalisasikan dalam proses pendidikan Islam sebagai upaya menumbuhkan perilaku berakhlak mulia, baik kepada Allah Swt, diri sendiri, sesama manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada pada alam semesta.
Oleh: Abd Kholik, M.Pd. (Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Pamekasan)
Moh. Rodi (Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Pamekasan)
Editor :mawardi@2021