JATIMNEWS | BOJONEGORO - Tidak semua warga Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, menolak proses pembebasan lahan untuk kepentingan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bandung Gerak Karangnongko.

Kepala Desa Ngelo, Tri Maryono, mengungkapkan, masih ada sebagian warga yang menerima proses dari tim pembebasan lahan.

“Iya masih ada warga yang mau menerima proses tersebut, “ujarnya, Jumat (23/6/2023).

Sementara warga lainnya, Agus Setiyani, mengungkapkan jika sampai saat ini belum ada intimidasi dari pihak menapun.

Diakui jika rencananya, Dinas PU SDA Bojonegoro akan menemui warga dari rumah ke rumah, tapi akhirnya diserahkan perangkat desa.

“Seandainya pihak terkait melakukan door to door ke masyarakat memang merasa tertekan, tapi karena quisioner diserahkan perangkat desa yaitu Pak Rahanto masyarakat merasa tenang,”imbuhnya.

Wanita berparas cantik ini menyampaikan jika Perangkat Desa, Rahanto tidak melakukan tekanan atau intimidasi. Semua diserahkan kembali pada masyarakat.

“Yang minta siap diukur silahkan, sedangkan yang minta belum mau diukur kalau belum ada tanah penggantinya, ya tidak apa-apa, “tukasnya.

Salah satu warga Ngelo yang mewanti-wanti tidak disebutkan namanya mengungkapkan jika pada saat dilakukan quisioner pendataan lahan, dirinya tidak keberatan sama sekali.

“Saya tidak keberatan untuk memberikan data yang dilakukan oleh pak bayan (perangkat desa) kemarin,”ungkapnya.

Pria paruh baya itu menyatakan jika pertanyaan yang diberikan hanya seputar kepemilikan lahan, sertifikat, luas lahan, dan kesediaan untuk mengikuti proses.

“Ya yang ditanyakan saya jawab apa adanya, “tukasnya.

Pihaknya memahami jika ada warga yang masih menolak proses ini, namun hal itu merupakan hak masing-masing.

“Namanya juga beda pendapat, saya menghormati yang lain apapun keputusan mereka. Hanya, secara pribadi saya sendiri tetap mengikuti apa kata pemerintah, “pungkasnya. (Y2/3S)