Bojonegoro Rakaprah Wisata Tamrin Park Tampil Beda
Komunitas Rembug Budaya Malawopati FM Kolaborasi dengan Industri Kecil Mikro

Bojonegoro Rakaprah Wisata Tamrin Park Tampil Beda, Komunitas Rembug Budaya Malawopati FM Berkalaborasi Dengan IKM
JATIMNEWS | BOJONEGORO - Ada yang istimewa di jalan tamrin Bojonegoro yang lebih dikenal dengan Tamrin park pada Sabtu 20-Mei-2023. Ini karena Komunitas Rembug Budaya Malawopati FM berkalaborasi dengan Industri Kecil Mikro (IKM) mengelar Bazar dan kesenian Beksan Langen tayub dengan penampilan memukau dari tim pagelaran seni tayub Kabupaten Bojonegoro, untuk menghibur warga pengunjung Tamrin Park, khususnya wisatawan dari luar Daerah.
Deretan pertunjukkan seni asal Bojonegoro ditampilkan di pelataran utama tamrin park, mulai dari pertunjukan campur sari, hingga kesenian andalan Bojonegoro yakni Langen Tayub, yang dibawakan secara atraktif oleh para duta seni Komunitas Rembug Budaya Malowo pati Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro.
Pertunjukkan dimulai dengan Bedhayan, yakni tarian pembuka sebelum pertunjukan tayub dimulai. Para penari mengawalinya dengan gerakan lemah gemulai dalam tangga dramatik yang lamban, hingga tarian memasuki irama yang lebih rancak.
Ada pemandangan menarik ketika tayuban ini dibawakan. Para penonton atau tamu ikut menari bersama para penari tayub. Adegan ini memang lazim. Pada suatu upacara penyambutan, tamu yang dipandang terhormat lazim didaulat untuk menari bersama para penari.
Kang Mi'an Ketua Rembug Budaya Malowo pati mengatakan, tayub menjadi tarian khas Bojonegoro yang selalu dihadirkan pada setiap penyambutan tamu. Kegiatannya bisa formal maupun non-formal berupa hajatan yang berlangsung di masyarakat.
"Acara ini merupakan bagian dari upaya pelestarian dan promosi kepada masyarakat wisatawan yang hadir di Tamrin park mengenai potensi Kabupaten Bojonegoro. Baik di bidang wisata, kuliner, dan terutama keseniannya termasuk Langen Tayub yang sudah sangat terkenal," kata Kang Mi'an di sela-sela acara.
Seni Tayub sudah begitu familiar bagi masyarakat sejumlah daerah di bagian timur Jawa Timur serta kota-kota di Jawa
Tayuban sendiri pada dasarnya merupakan tari pergaulan, namun dalam praktiknya ia bisa bersifat romantis, bisa pula berbau erotis.
Di sejumlah perkampungan, biasanya, orang yang punya hajatan akan nanggap Tayub. Para tamu pria akan ikut menari dan 'nyawer'. Karena hal itulah kemudian Tayub distigma sebagai seni yang negatif oleh sebagian orang. Tayub dikatakan sebagai seni erotis yang kerap membuat para pria 'kalap' saat mengibing.
"Maka dari itu, dalam kesempatan ini pula kami ingin edukasi masyarakat dan tunjukkan bahwa Tayub yang sesungguhnya adalah tarian yang sarat dengan nilai seni budaya. Pada setiap gerakan tariannya juga memiliki arti. Adapun persepsi negatif itu muncul karena kesalahan sebagian orang yang menjadikan pertunjukkan Tayub sebagai ajang melakukan tindakan tidak benar," papar Kang Mi'an.
Tambah Kang Mi'an gelaran Langen Beksan ini bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa yang mulai ditinggalkan. Mengenalkan budaya tayub kepada masyarakat secara umum bagi yang belum mengetahui. Sesuai makna kata Tayub (ditata biar guyub/bersatu) Kang Mian berharap sajian kesenian ini dapat mempersatukan masyarakat Kabupaten Bojonegoro.(Y2/3S)
Editor :sitirahayu